
KATURI NEWS – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa sistem rudal jarak menengah baru yang dilengkapi dengan rudal hipersonik Oreshnik akan mulai bertugas dalam pertempuran pada akhir tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Putin dalam pertemuan dengan para petinggi militer di Moskow pada Rabu (17/12/2025) sebagai salah satu tonggak terbaru dalam peningkatan kemampuan militer Moskow. Pernyataan ini menandai eskalasi ambisi militer strategis Rusia di tengah ketegangan geopolitik yang terus berlangsung.
Menurut Putin, rudal Oreshnik merupakan bagian dari sistem rudal balistik jarak menengah (intermediate-range ballistic missile/IRBM) yang diklaim memiliki performa sangat tinggi. Rudal ini dikatakan mampu meluncur pada kecepatan sangat cepat — mencapai sekitar Mach 10 — serta mampu membawa banyak hulu ledak. Putin bahkan mengklaim bahwa sistem ini tidak bisa dicegat oleh pertahanan musuh serta memiliki skala kehancuran yang setara dengan serangan nuklir, kendati membawa hulu ledak konvensional.
Latar Belakang dan Penggunaan Rudal Oreshnik
Rudal Oreshnik sendiri pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2024 ketika Rusia melaporkan bahwa senjata ini telah digunakan dalam serangan ke kota Dnipro, Ukraina — dalam apa yang disebut Kremlin sebagai uji coba langsung dalam kondisi perang. Penggunaan ini menunjukkan bahwa Oreshnik tidak hanya merupakan proyek pengembangan, tetapi telah memasuki fase operasional meskipun masih terbatas.
Putin sebelumnya juga telah menegaskan bahwa produksi massal rudal ini sedang dilakukan, dan bahwa sistem tersebut akan diposisikan untuk deployment komersial bersama pasukan Rusia. Selain di dalam wilayah Rusia sendiri, Moskow juga berencana menempatkan sistem Oreshnik di Belarus, sebuah negara sekutu yang berbatasan langsung dengan Ukraina dan sejumlah negara anggota NATO. Pejabat Belarus, termasuk Presiden Alexander Lukashenko, mengatakan bahwa sistem Oreshnik telah ditugaskan operasional di wilayah Belarus, memperluas jangkauan strategis rudal tersebut.
Reaksi Internasional dan Kekhawatiran Strategis
Pernyataan Putin dan langkah penempatan Oreshnik memicu kekhawatiran luas di kalangan analis internasional dan negara-negara Barat. Amerika Serikat dan sekutu NATO memandang perkembangan senjata hipersonik seperti Oreshnik sebagai ancaman serius terhadap stabilitas strategis di Eropa. Kecepatan serta kemampuan manuver rudal hipersonik membuatnya sulit ditangkal oleh sistem pertahanan udara konvensional, memicu diskusi tentang perlunya peningkatan program pertahanan anti-rudal di NATO.
Klaim bahwa rudal ini tidak dapat dicegat dipandang beberapa ahli skeptis sebagai retorika politik yang berlebihan, meskipun kemampuan hipersonik tetap diakui sebagai tantangan nyata bagi sistem pertahanan modern. Selain itu, keputusan untuk menempatkan rudal jarak menengah di Belarus juga menarik perhatian karena berada di luar wilayah Rusia, serta dekat dengan beberapa ibu kota Eropa.
Implikasi bagi Keamanan Global
Rencana untuk menempatkan rudal Oreshnik pada kondisi “siap tempur” akhir tahun ini dapat memperburuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat. NATO, Ukraina, dan mitra lainnya memperkirakan bahwa kehadiran sistem senjata semacam ini akan mendorong perlombaan senjata baru yang bisa meningkatkan risiko konflik berskala besar. Selain itu, kemampuan Oreshnik untuk membawa hulu ledak konvensional dan potensial nuklir menimbulkan pertanyaan serius tentang ambang penggunaan senjata strategis yang semakin rendah.
Putin sendiri memposisikan Oreshnik sebagai bagian dari strategi pertahanan Rusia yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan nasional serta menghadapi tekanan dan dukungan militer Barat terhadap Ukraina. Dalam pertemuan di Moskow, ia menegaskan bahwa modernisasi senjata adalah tanggapan Rusia terhadap ancaman yang berkembang dari aliansi militer di sekitarnya.
Kesimpulan
Dengan pernyataan Putin bahwa rudal balistik hipersonik Oreshnik akan siap digunakan dalam pertempuran pada akhir tahun ini, dunia kini menghadapi realitas bahwa teknologi persenjataan canggih semakin cepat memasuki arena operasional. Langkah ini dipandang oleh Moskow sebagai langkah strategis penting, namun sekaligus memperluas dinamika ketegangan militer yang sudah berlangsung lama antara Rusia dan Barat. Kehadiran Oreshnik, dengan klaim kecepatan tinggi serta tidak bisa dicegat, menjadi simbol baru dalam era senjata hipersonik yang sedang menjadi fokus utama dalam kebijakan pertahanan global.
