
KATURI SPORT – Neymar Jr. selama lebih dari satu dekade selalu menjadi magnet dalam dunia sepak bola. Ia pernah menjadi bintang utama di Barcelona, pemain termahal dunia ketika pindah ke Paris Saint-Germain (PSG), dan kini kembali ke klub masa kecilnya, Santos FC, setelah masa sulit di Eropa. Namun, kabar terbaru yang berhembus dari Brasil menyebutkan bahwa kontraknya di Santos akan berakhir pada 31 Desember 2025 — dan klub belum menunjukkan niat untuk memperpanjang kerja sama. Situasi ini menempatkan Neymar dalam posisi “di ujung tanduk”, baik dalam karier klub maupun ambisinya untuk tampil di Piala Dunia 2026.
Perjalanan Pulang yang Tak Sesuai Harapan
Neymar kembali ke Santos pada awal 2025 dengan harapan mengembalikan kebugaran dan performanya setelah cedera panjang yang dideritanya di Al Hilal (Arab Saudi). Kepulangan ini disambut meriah oleh publik Brasil. Ribuan suporter memadati Estádio Vila Belmiro saat presentasi resminya — sebuah adegan yang mengingatkan dunia akan masa mudanya ketika ia pertama kali bersinar di klub tersebut sebelum pindah ke Barcelona pada 2013.
Namun, perjalanan “homecoming” Neymar ternyata tidak berjalan mulus. Meski tampil cukup baik di beberapa pertandingan awal, performanya dianggap belum stabil. Cedera pergelangan kaki yang kambuhan dan kondisi fisik yang belum sepenuhnya bugar membuat kontribusinya tidak sesuai ekspektasi. Dalam 15 laga terakhir di Liga Brasil, Neymar baru mencetak 4 gol dan 3 assist, angka yang jauh dari standar seorang bintang sekelas dirinya.
Santos Enggan Perpanjang Kontrak
Menurut sejumlah laporan media Brasil, manajemen Santos mulai ragu untuk memperpanjang kontrak Neymar yang akan habis di akhir tahun 2025. Salah satu alasannya adalah beban gaji yang tinggi dan kontribusi yang belum sebanding dengan biaya yang dikeluarkan klub.
Selain itu, Santos juga tengah berfokus pada regenerasi tim dan pengembangan pemain muda. Klub legendaris yang melahirkan banyak talenta hebat, termasuk Pelé dan Robinho, kini ingin menata keuangan dengan lebih sehat. Dalam situasi itu, mempertahankan Neymar yang gajinya mencapai jutaan dolar per tahun dianggap terlalu berisiko.
Seorang sumber internal klub, seperti dikutip dari media lokal, mengatakan:
“Neymar adalah ikon, tapi kami juga harus realistis. Klub sedang membangun masa depan, dan keputusan finansial harus dibuat dengan hati-hati.”
Kabar ini sontak memicu perbincangan hangat di kalangan fans Santos. Sebagian menilai klub terlalu cepat menyerah pada pemain terbaik mereka, sementara yang lain berpikir Neymar sudah tidak lagi berada di puncak performa dan sebaiknya fokus ke kebugaran jelang Piala Dunia.
Sepi Peminat di Pasar Transfer
Masalah lain yang menghantui Neymar adalah minimnya minat dari klub besar untuk merekrutnya. Sejak meninggalkan PSG dan sempat tampil di Arab Saudi, reputasi Neymar sedikit menurun di mata klub-klub Eropa. Faktor usia — ia akan berusia 34 tahun pada Februari 2026 — serta riwayat cedera yang panjang membuat banyak klub ragu mengambil risiko.
Di Eropa, hanya beberapa tim dari liga minor seperti Turki dan Amerika Serikat yang dikabarkan tertarik, namun tidak ada negosiasi konkret sejauh ini. Bahkan, rumor kepindahan ke klub MLS (Major League Soccer) pun meredup karena tingginya permintaan gaji dan kondisi fisiknya yang belum stabil.
Jika Santos memutuskan tidak memperpanjang kontraknya, Neymar bisa saja menjadi free agent pada awal 2026 — sebuah situasi yang jarang terjadi bagi pemain bintang sekelasnya.
Ambisi Piala Dunia 2026
Terlepas dari situasi klubnya, Neymar dikabarkan masih menyimpan ambisi besar untuk tampil di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Dalam beberapa wawancara, ia menegaskan bahwa dirinya masih ingin memperkuat tim nasional Brasil untuk satu turnamen besar terakhir sebelum pensiun.
“Saya belum selesai. Saya ingin membantu Brasil merebut kembali Piala Dunia. Itu impian terakhir saya sebagai pemain,” ujar Neymar dalam wawancara dengan media Brasil beberapa waktu lalu.
Namun, untuk bisa menembus skuad Brasil, Neymar harus menunjukkan performa meyakinkan di level klub. Pelatih Timnas Brasil saat ini, Dorival Júnior, telah menegaskan bahwa pemanggilan pemain akan didasarkan pada performa dan kebugaran, bukan reputasi masa lalu.
Dengan persaingan ketat dari pemain muda seperti Vinícius Jr., Rodrygo, dan Endrick, peluang Neymar untuk masuk skuad utama Brasil bisa terancam jika ia tak menemukan klub dan kebugaran ideal.
Masa Depan Neymar: Antara Realita dan Harapan
Situasi yang dihadapi Neymar saat ini menjadi refleksi keras dari karier seorang superstar yang perlahan berada di persimpangan. Di satu sisi, kemampuan teknik dan pengalaman internasionalnya masih dibutuhkan; di sisi lain, faktor usia, cedera, dan inkonsistensi mulai menurunkan daya tariknya di pasar global.
Beberapa analis sepak bola di Brasil menilai, jika Neymar ingin memperpanjang kariernya, ia perlu melakukan restrukturisasi besar terhadap karier profesionalnya: menurunkan tuntutan gaji, fokus pada kebugaran, dan memilih klub yang memberinya menit bermain reguler.
Opsi realistis yang disebutkan antara lain bergabung dengan klub MLS atau kembali bermain di Timur Tengah dengan kontrak jangka pendek menjelang Piala Dunia. Meski demikian, tidak sedikit pengamat yang berharap Neymar bisa tetap bertahan di Santos untuk menutup kariernya di tanah kelahiran — tempat ia pertama kali dikenal dunia.
Kesimpulan
Neymar kini berada di titik genting dalam kariernya. Kontraknya di Santos akan berakhir dalam waktu setahun, belum ada tanda-tanda perpanjangan, dan minat klub besar terhadapnya tampak minim. Meski demikian, semangatnya untuk tampil di Piala Dunia 2026 masih menyala.
Perjalanan Neymar menuju turnamen itu mungkin tidak akan mudah, tapi bagi seorang pemain yang pernah menjadi simbol sepak bola Brasil modern, perjuangan terakhirnya bisa menjadi kisah penebusan yang menarik untuk diikuti.
Apakah Neymar akan menemukan jalan untuk bangkit kembali — atau justru mengakhiri kariernya di tengah ketidakpastian? Dunia sepak bola kini menunggu jawabannya.
