
Pengaruh Geopolitik dan Ekonomi Global Masih Dominan
Harga emas dunia kembali menjadi sorotan para pelaku pasar keuangan dan investor global setelah sempat terkoreksi ke level USD 4.186 per troy ounce. Meskipun mengalami penurunan sementara, analis memprediksi bahwa harga emas masih berpotensi menguat dalam perdagangan pekan ini. Sentimen pasar yang dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan dinamika ekonomi global menjadi faktor utama yang mendorong fluktuasi harga logam mulia ini.
Salah satu pengamat mata uang dan komoditas terkemuka di Indonesia, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pandangannya bahwa pergerakan harga emas saat ini masih dalam pola yang kuat meskipun sesekali mengalami tekanan. Dalam keterangan resminya pada Minggu, 19 Oktober 2025, ia menyampaikan bahwa harga emas memiliki peluang besar untuk kembali naik sepanjang pekan ini, dengan level support dan resistance yang cukup jelas terlihat dari pola teknikal.
Level Support dan Resistance Pekan Ini
Menurut Ibrahim, dalam perdagangan hari Senin (20 Oktober 2025), harga emas memiliki level support di USD 4.182 per troy ounce, sementara resistennya berada di kisaran USD 4.293 per troy ounce. Ini menunjukkan adanya potensi pergerakan dalam rentang yang cukup lebar dalam satu hari perdagangan saja, tergantung dari sentimen pasar dan data ekonomi yang dirilis.
Lebih lanjut, Ibrahim memproyeksikan bahwa dalam satu pekan ke depan, harga emas kemungkinan besar akan bergerak di antara support pertama di level USD 4.118 dan resistance kedua di kisaran USD 4.372. Ini menandakan bahwa meskipun sempat mengalami koreksi, emas masih berada dalam tren positif secara keseluruhan, terutama apabila ketidakpastian global terus berlanjut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Emas
1. Ketegangan Geopolitik Global
Salah satu faktor paling signifikan yang memengaruhi harga emas dalam beberapa waktu terakhir adalah meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia. Konflik bersenjata di Timur Tengah, ketegangan antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, serta konflik regional di Eropa Timur menjadi pendorong utama minat investor terhadap aset safe haven seperti emas.
Ketika ketegangan politik dan militer meningkat, emas sering kali menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan nilai aset mereka. Oleh karena itu, setiap perkembangan terbaru dalam situasi geopolitik akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga emas dalam jangka pendek maupun menengah.
2. Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral
Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral utama dunia, terutama Federal Reserve Amerika Serikat, juga menjadi penentu utama harga emas. Ketika suku bunga dinaikkan, imbal hasil obligasi meningkat, yang biasanya menyebabkan investor beralih dari emas yang tidak memberikan bunga ke aset berbunga. Namun, jika bank sentral menahan atau menurunkan suku bunga, emas kembali menjadi pilihan menarik karena potensi inflasi dan pelemahan mata uang fiat.
Saat ini, ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga AS masih belum sepenuhnya pasti. Meskipun inflasi telah sedikit mereda, masih ada kekhawatiran akan perlambatan ekonomi, yang bisa mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap atau bahkan menurunkannya dalam beberapa bulan ke depan. Situasi ini bisa menjadi katalis bagi kenaikan harga emas.
3. Data Ekonomi Global
Data ekonomi global seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), data ketenagakerjaan, indeks manufaktur, dan inflasi juga turut memengaruhi sentimen pasar terhadap emas. Ketika data menunjukkan pelemahan ekonomi, investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman, termasuk emas. Sebaliknya, ketika data ekonomi kuat, minat terhadap emas bisa menurun karena pasar lebih tertarik pada instrumen yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Prospek Emas dalam Jangka Pendek
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, prospek harga emas dalam jangka pendek dinilai masih cukup positif. Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa selama tidak ada kejutan besar dari sisi kebijakan moneter atau meredanya ketegangan geopolitik, harga emas berpotensi menguat menuju level resistance yang telah disebutkan.
“Selama emas masih mampu bertahan di atas level USD 4.100, maka tren naik masih terbuka lebar. Apalagi jika ada faktor pemicu baru seperti melemahnya dolar AS atau meningkatnya permintaan emas fisik di Asia, maka harga bisa kembali naik lebih cepat dari perkiraan,” ujarnya.
Penutup: Emas Tetap Jadi Pilihan Investor di Tengah Ketidakpastian
Meskipun harga emas sempat terkoreksi, tren jangka menengah hingga panjangnya masih menunjukkan potensi penguatan. Dalam kondisi pasar global yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, emas tetap menjadi aset pilihan bagi investor konservatif maupun institusi besar yang ingin menjaga nilai kekayaan mereka.
Dengan adanya faktor-faktor risiko seperti geopolitik yang tidak stabil, potensi perlambatan ekonomi global, dan kebijakan suku bunga yang dinamis, harga emas kemungkinan akan tetap berada dalam jalur naik. Bagi investor yang mengikuti perkembangan pasar logam mulia, pekan ini menjadi momen penting untuk memantau pergerakan harga dan memanfaatkan peluang yang muncul.
