
KATURI NEWS – Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu negara dengan aktivitas vulkanik tertinggi di dunia. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejumlah 127 dari sekitar 500 gunung berapi di Tanah Air saat ini berstatus aktif. Informasi ini disampaikan melalui siaran pers oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Priatin Hadi Wijaya pada Sabtu, 20 Desember 2025
Status “aktif” yang dimaksud merujuk pada gunung-gunung yang menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik atau memiliki potensi letusan, sehingga perlu terus dipantau secara berkala. Indonesia, yang berada di jalur Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, memang memiliki kondisi geologi yang sangat dinamis. Zona ini dikenal sebagai wilayah dengan kegempaan dan aktivitas vulkanik yang tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik.
Dari 127 gunung api aktif itu, sebagian menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan sepanjang tahun ini. Badan Geologi mencatat, hingga pertengahan Desember 2025, tiga gunung api berada pada Level III atau Siaga, yaitu:
- Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah,
- Gunung Semeru di Jawa Timur, dan
- Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur.
Selain tiga gunung yang berada dalam status siaga, 24 gunung api lainnya dikategorikan berada pada Level II atau Waspada, yang berarti aktivitasnya lebih tinggi dari biasanya namun belum mencapai tahap kritis. Tingginya jumlah gunung pada level waspada dan siaga menunjukkan kebutuhan akan pemantauan intensif dan kesiapsiagaan masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana.
Pemantauan dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Untuk mendukung upaya mitigasi risiko bencana, Badan Geologi mengoperasikan 74 pos pengamatan gunung api di seluruh Nusantara. Dari fasilitas tersebut, 69 gunung api aktif dipantau secara real-time menggunakan instrumen modern yang merekam kegempaan, deformasi tanah, dan parameter aktivitas lainnya.
Menurut pernyataan pihak berwenang, penduduk yang menetap di sekitar gunung berstatus siaga dan waspada diperkirakan mencapai 15 juta jiwa. Angka ini menjadi perhatian penting, mengingat risiko ancaman berupa lontaran material vulkanik, awan panas, hujan abu, hingga potensi aliran lahar terutama saat musim hujan.
Aktivitas Vulkanik Terkini
Beberapa gunung api memiliki sejarah erupsi yang panjang serta karakteristik aktivitas yang berbeda-beda. Contohnya, Gunung Semeru tercatat mengalami beberapa erupsi pada awal Desember 2025, dengan tinggi kolom letusan mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung. Statusnya hingga kini masih berada pada level siaga.
Selain Semeru dan Merapi, gunung seperti Anak Krakatau, Kelud, dan Sinabung juga tercatat sering menunjukkan lonjakan aktivitas vulkanik. Meskipun belum semuanya pada status siaga, potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gunung-gunung ini tetap menjadi perhatian khusus para ahli dan otoritas mitigasi bencana.
Imbauan untuk Warga
Memasuki akhir tahun dan bertepatan dengan puncak musim hujan di beberapa kawasan, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi resmi dari otoritas terkait serta mematuhi rekomendasi keselamatan. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko bencana yang dapat berdampak pada kehidupan dan harta benda.
Pemerintah juga menekankan pentingnya mitigasi berbasis komunitas, termasuk kesiapan rencana evakuasi dan pemahaman terhadap tanda-tanda awal aktivitas vulkanik, sehingga warga dapat merespons lebih cepat bila terjadi perubahan status gunung api di wilayah mereka.
