
KATURI SPORT – Dalam laga pekan ini di Stadion of Light, Arsenal sempat tampak berada di jalur kemenangan ketika menghadapi Sunderland. Namun di saat yang tak terduga, strategi mereka menjadi “senjata” yang justru dimanfaatkan oleh lawan—menyulut frustrasi sang pelatih, Mikel Arteta. Hasil imbang 2-2 ini tidak hanya menghentikan tren positif Arsenal, tetapi juga menyingkap sejumlah aspek yang perlu dibenahi tim unggulan ini.
🔎 Kronologi Singkat Pertandingan
Di pertandingan yang berlangsung pada 8 November 2025, Sunderland membuka keunggulan melalui Dan Ballard di menit ke-36. Ini menjadi gol pertama yang kebobolan Arsenal dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi.
Arsenal kemudian membalikkan keadaan di babak kedua lewat gol dari Bukayo Saka dan Leandro Trossard, sampai di menit ke-74 tim tamu memimpin 2-1.
Namun, di masa tambahan waktu—tepatnya menit ke-94—Brian Brobbey mencetak gol penyama untuk Sunderland, menyegel hasil imbang 2-2 dan membuat Arsenal kehilangan dua poin penting.
⚠️ “Senjata” Arsenal yang Berbalik Menghantam
Arsenal selama ini dikenal dengan pertahanan yang kuat dan stabilitas yang tinggi. Sebelum laga ini, mereka belum kebobolan dalam sembilan pertandingan.
Namun di pertandingan ini, pola kecil yang biasa menjadi keunggulan Arsenal justru dimanfaatkan oleh Sunderland:
- Gol pembuka dari Ballard berasal dari situasi bola panjang dan flick-on—hal yang seharusnya bisa diantisipasi lini belakang Arsenal.
- Gol penyeimbang dari Brobbey juga lahir dari momen chaos di kotak penalti Arsenal, di mana penguasaan bola dan konsentrasi menurun di menit-menit akhir.
Jadi, “senjata” Arsenal—yaitu pertahanan rapat dan penguasaan lini tengah—justru menjadi kerentanan saat lawan memilih strategi direct play dan situasi bola mati/garis panjang.
👔 Ungkapan Arteta: Frustrasi & Evaluasi
Arteta secara terbuka mengaku merasa “a pain in my tummy” setelah kebobolan—ungkapan yang menggambarkan betapa gol yang diterima sangat memengaruhinya secara emosional.
Dalam konferensi pers, ia mengatakan:
“The last feeling is disappointment and frustration because we wanted the three points … We knew that, very disruptive. … We can defend the action better and today we haven’t done it.”
Meski tetap memberikan pujian untuk mental juang timnya yang mampu membalikkan keadaan, Arteta menyadari bahwa ada celah yang tak boleh dilewatkan oleh tim papan atas seperti Arsenal.
📊 Dampak pada Persaingan Liga
Hasil imbang ini tetap membuat Arsenal berada di puncak klasemen, namun dua poin yang hilang bisa menjadi jembatan bagi rival untuk mendekat.
Sunderland, di sisi lain, memanfaatkan momentum dan kini menempati posisi yang cukup baik untuk tim promosi—menunjukkan bahwa mereka bukan lawan yang bisa dianggap enteng.
🧠 Apa yang Bisa Dipetik dari Arsenal?
Beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari laga ini:
- Konsentrasi hingga detik terakhir: Arsenal harus mampu menjaga fokus di menit akhir, terutama saat lawan mulai “melemparkan” pemain ke depan dan bermain dengan fisik.
- Rotasi dan kebugaran pemain: Dengan beberapa pemain utama yang absen, depth squad dan perubahan taktis bisa menjadi faktor penentu di pertandingan ketat seperti ini.
- Penyesuaian taktik terhadap lawan non-konvensional: Lawan yang memilih strategi fisik, bola panjang dan chaos di kotak penalti perlu diantisipasi lebih baik daripada tim yang bermain dengan pola penguasaan bola semata.
- Peningkatan performa pertahanan dalam situasi spesifik: Meskipun selama ini pertahanan Arsenal sangat kuat, hasil ini menunjukkan bahwa ada situasi spesifik (long ball, throw-in, flick) yang wajib diperbaiki.
✅ Kesimpulan
Hasil imbang 2-2 antara Arsenal dan Sunderland merupakan pengingat bahwa walau Arsenal memiliki performa luar biasa di awal musim, setiap detail kecil bisa menjadi pembeda besar dalam persaingan juara. Arsenal telah melihat bagaimana keunggulan mereka sendiri bisa dimanfaatkan oleh lawan yang tahu cara menyerang melalui celah tersebut. Arteta dan timnya harus cepat mengevaluasi agar potensi keruntuhan momentum dapat dihindari.
